Senin, 26 November 2012

Summer Love

Sebenarnya sih kita berdua memang berteman. Tidak begitu dekat tapi cukuplah untuk bisa saling mengetahui kegemaran masing-masing. Waktunya sempit sekali, dimulai dari tahun ajaran baru diumur saya yang masih sepuluh tahun, kurang lebih. Sepertinya mungkin sifat saya yang susah menerima lingkungan baru membuat saya hanya bertahan enam bulan di dalam lingkungan itu dan semua berawal terhitung bulan juli sembilan tahun yang lalu.


Saya tidak begitu senang berkumpul dengan dia, terutama karena dia akan memainkan permainan anak laki-laki dan saya perempuan. Saya tidak mau diajak bermain bersama anak laki-laki, sedangkan dia selalu mengharapkan saya untuk ikut, selalu bisa menemukan dimana saya berada. Aneh. Benar, orang yang aneh. Saya rasa mungkin tempat itu sunggulah kecil sehingga dia bisa menemukan saya kapan pun, tapi entahlah, ternyata di luar sana saya bertemu dengannya. Seperti biasa, dia tersenyum, menyambut tangan saya yang kosong dan menariknya, membuat tubuh saya ikut dalam permainannya.

Dia selalu tersenyum dan memegang tangan saya, seolah itu miliknya, selalu ingin duduk di dekat saya seolah saya ini hanyalah seorang yang ada di dunianya. Selalu memberikan senyuman yang saya sama sekali tidak menyukainya tapi saya sangat senang akan keteduhan senyumannya, sesekali. Seperti itulah setiap harinya selama enam bulan. Ayahnya akan menjemput saya dirumah dan saya akan bertemu dengannya lebih awal sebelum pelajaran bahkan belum dimulai. Menyebalkan. Sungguh tidak suka saat melihat dia membuka kaca jendela mobilnya dan meneriakkan nama saya dengan raut wajah bahagia. Menyebalkan. Saya memang harus bersabar untuk bisa keluar dari semuanya.

Tapi benar, semua itu tidak selamanya. Seperti penutupan akhir tahun, saya menutup kegiatan saya di tempat itu. Tidak ada lagi kegiatan di luar yang membuat saya bisa bertemu dengan dia secara kebetulan, sungguh aneh. Sepertinya waktu perlahan menjauhkan jarak kami, tentunya saya bersyukur. Saya tidak perlu takut memikirkan bagaimana saat saya bertemu dengannya nanti, larikah? Atau diam dan mengikuti semua ajakannya? Saya tidak perlu mendengarkan celotehannya yang membosankan, tidak perlu menjadi bahan lelucon dia dan kakak lelakinya, tidak perlu dipermainkan lagi meski saya tahu dia tulus, sangat tulus malah.

But we have to say goodbye,just promise that you won't forget we had it all*

Sembilan tahun berlalu, terkadang sesekali setahun lalu saya tiba-tiba tertawa mengingatnya. Ternyata masa kecil saya lebih berwarna daripada masa remaja saya. Benar kata seorang teman kalau pada saat kita kecil segala sesuatu berjalan seperti biasa, sederhana. Mungkin kamu di luar sana sudah memiliki 'bumi' baru yang siap kamu orbit. Saya masih membayangngkan, menerka-nerka seperti apa kamu sekarang? Masihkan dengan rambut yang lurus itu? Rambut yang kecoklatan kan? Hmm..dan mungkin lebih banyak luka karena kamu sudah jadi seorang 'lelaki' sungguhan sekarang, karena dulu saya tahu kamu sering berkelahi, sok jagoan. 

Kamu tahu hal yang saya benci selama ini yang membuat saya tidak suka kepadamu dan kakakmu yang sok keren itu? Sebuah percakapan yang sungguh merendahkan di siang hari saat kita bertemu di sebuah taman hiburan, ayah kita saling berbincang dan membiarkan saya bermain dengan kalian berdua. Kamu meninggalkanku sendirian dengan kakak-mu yang usil itu. Entah kemana, seingat saya kamu kembali dengan membawa kue marie pemberian ayah saya. Kamu mau tahu apa yang dikatakan kakak-mu yang sok itu?

"Adikku suka kamu..kamu tau nggak? Kamu suka dia nggak?" 

Saya terdiam tidak mengerti ucapan itu, suka? Suka yang bagaimana? Kakakmu yang sok itu kemudian mengenggam tangan saya, seperti yang biasa kamu lakukan. Hmm..entah mengapa saya tidak suka, dia terlalu...genit untuk anak kecil seumuran saya. Meskipun yaa, jarak kami berdua hanya empat tahun.

"Atau kamu suka sama aku ya daripada dia?"

Mungkin itulah kenapa saya benci kalian. Kalian yang masih bocah itu menyebalkan berbicara tentang cinta. Memang kalian tahu apa artinya? Kalian, dua bersaudara yang menyebalkan!


Cause you were mine for the summer
Now we know it's nearly over
You were my summer love
You always will be my summer love
(* One Direction-Summer Love)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar