'Kenapa sih lo seneng banget ama selai kacang?' tanya seseorang kepada sahabatnya. Tidak ada jawaban dari sahabatnya yang terus menikmati roti isi selai kacangnya.
'Selai kacang tuh yucks, nyangkut di langit-langit kayak gak mau ilang..' lanjutnya. 'ih, rasanya kayak ada yang nempel gimanaa gitu..'
Si sahabat masih terdiam kemudian mengemasi bekalnya dan memasukkan kedalam tas. Si sahabatnya yang tadi terus komplain juga melakukan hal yang sama dengannya. Si selai kacang kemudian berdiri dan berjalan keluar kelas begitu juga Si komplain.
'Ngapain ikut gue?' tanya Si selai kacang kepada sahabatnya.
'Ya, kan lo teman gue, kata lo mau ke kantin?'
'Kenapa lo harus ngikut?'
'Yah karena lo temen gue dan bukannya kita selalu gini..' si komplain memandang si selai kacang bingung. Si selai kacang tersenyum.
'Nah, karena itulah gue suka selai kacang..' si komplain malah makin bingung mendengar ucapan si selai kacang.
'Hah? Kok bisa?'
'Karena persahabatan kita kayak selai kacang yang suka nempel di langit-langit mulut..persahabatan kita membuat lo selalu nempel ke gue kemanapun gue pergi begitu juga sebaliknya. paham?'
Si selai kacang melanjutkan langkahnya menuju kantin meninggalkan si komplain yang merenung. setelah beberapa saat memahami si komplain baru sadar betapa besarnya sahabatnya itu menghargai arti sebuah persahabatan dari sebuah kudapan yang bahkan dirinya tidak suka sama sekali.
'Selai kacang tuh yucks, nyangkut di langit-langit kayak gak mau ilang..' lanjutnya. 'ih, rasanya kayak ada yang nempel gimanaa gitu..'
Si sahabat masih terdiam kemudian mengemasi bekalnya dan memasukkan kedalam tas. Si sahabatnya yang tadi terus komplain juga melakukan hal yang sama dengannya. Si selai kacang kemudian berdiri dan berjalan keluar kelas begitu juga Si komplain.
'Ngapain ikut gue?' tanya Si selai kacang kepada sahabatnya.
'Ya, kan lo teman gue, kata lo mau ke kantin?'
'Kenapa lo harus ngikut?'
'Yah karena lo temen gue dan bukannya kita selalu gini..' si komplain memandang si selai kacang bingung. Si selai kacang tersenyum.
'Nah, karena itulah gue suka selai kacang..' si komplain malah makin bingung mendengar ucapan si selai kacang.
'Hah? Kok bisa?'
'Karena persahabatan kita kayak selai kacang yang suka nempel di langit-langit mulut..persahabatan kita membuat lo selalu nempel ke gue kemanapun gue pergi begitu juga sebaliknya. paham?'
Si selai kacang melanjutkan langkahnya menuju kantin meninggalkan si komplain yang merenung. setelah beberapa saat memahami si komplain baru sadar betapa besarnya sahabatnya itu menghargai arti sebuah persahabatan dari sebuah kudapan yang bahkan dirinya tidak suka sama sekali.