Saya sering mendengar percakapan yang sangat klise tentang orang pacaran, yang baru menikah atau jatuh cinta. Misalnya si cowok ganteng dan si cewek biasa aja saya selalu dengar "Ih, Kok cowoknya mau?" atau "Gak cocok yaaa..." - bahkan saya berkomentar hal demikian sesekali. Saya memang agak sanksi dengan cowok yang keren pacaran dengan cewek biasa aja atau sebaliknya. Bukannya menghina, tapi aneh saja karena sekitar saya juga merespon demikian. Sampai akhirnya sampailah saya dalam kisah seorang teman yang menurut saya jauh dari paradigma demikian, meskipun teman-teman saya dan kebanyakan orang berpikir demikian.
Singkat cerita nama dia anggap saja Ula. Ula merupakan cewek yang sedikit ambisius, tapi sepadan dengan semangatnya yang tak pernah patah. Wajahnya cantik dan tinggi semampai, photogenic apabila di foto, dia cantik, tapi kecantikkannya tersembunyi dan hanya beberapa orang yang benar-benar bagus pengelihatannya yang bisa melihat kecantikkannya --sebut saja inner. Cewek ini sungguh menyukai seorang cowok yang--katanya-- aneh, pendiam dan bahkan teman-teman si cewek terkaget-kaget saat si Ula jadian dengan si cowok sebut saja Ucup. Ula mungkin diidamkan banyak cowok diluar sana tapi dimatanya sungguh--saya yakin--hanya ada Ucup, Ucup dan Ucup. Bahkan di tengah kerikil tajam yang menggoda mereka dibalik jarak, Ula tetap percaya dan berpegang akan kepercayaannya pada Ucup. Namun apa daya kata orang-orang diluar sana "Kenapa kamu bisa jadian ama dia Ula?"
Awalnya saya heran kenapa banyak teman saya yang bertanya demikian pada Ula. Menurut saya mereka cocok-cocok saja. Bahkan saya heran, menurut saya mereka pasangan beda karakter tapi lucu. Masing-masing punya kekurangan yang anehnya saat mereka bertemu keduanya seperti puzzle yang ditemukan potongan-potongannya. Tapi sekali lagi, ditengah keyakinan saya tentang kecocokan mereka saya mendengar komentar ini, "Ula itu lho cantik banget. Kok mau ya dia ama Ucup?". Saya tergelak. Ucapan tersebut adalah kesekian dari banyak ucapan, komentar, rasa tidak setuju yang keluar dari mulut teman-teman saya yang akhirnya membuat saya semakin bingung dan ingin bertanya "Apakah hanya saya yang memahami mereka?"
Lucu. Mengapa saya berkata demikian? Karena sangat lucu sekali saya menemukan jawaban itu tepat beberapa hari yang lalu. Jawaban mengapa Ula yang cantik memilih Ucup yang pendiam dan kurang gesit. Ula yang ambisius dengan Ucup yang lebih klemer-klemer dan nerimo. Jawaban inilah yang membuat saya mendukung Ucup dan berharap hubungan mereka berdua berlanjut dengan segala keunikan hubungan yang mereka miliki. Ucup, seseorang yang awalnya saya pikir juga kurang tegas dan bijak, ternyata adalah salah satu orang yang diberi kesempatan dan kebijaksanaan untuk berpikir. Saat saya hampir putus asa dan dirundung masa bersalah tiada ujung, dialah yang menemani saya di tengah malam, berbagi cerita, di tengah hembusan angin yang dingin tapi menenangkan pikiran. Ditambah ucapannya yang bijaksana tentang bagaimana dia memandang sebuah masalah dalam kehidupan. Saya paham benar kenapa Ula memilih Ucup. Verstehen adalah kunci untuk mengerti siapa Ucup dan kenapa Ula memilihnya. Sungguh beruntung Ula memiliki Ucup, andaikan orang lain mendapat kesempatan yang sama untuk menikmati waktu yang berkualitas dengan Ucup --seperti saya-- maka orang itu akan merasakan betapa bijaknya si Ucup yang sama sekali tidak terlukis dalam tingkah lakunya yang cenderung menyebalkan, pendiam dan nerimo. Sungguh, saya mungkin masih bau kencur dalam memandang cinta, tapi, inilah pandangan saya tentang kedua teman saya, cinta tidak pernah bertanya dan penuh kesetiaan, itu yang saya tahu.
like this thim :) i know well who it it
BalasHapuslhoo kok aku jadi menebak seseorang yg ku kenal yaa hehe
BalasHapusoooalaaaaaah, ini dia asal muasal gita manggil-manggil dano 'wise boy' -____(3000 meter)_____-
BalasHapus