Sabtu, 25 Februari 2012

Balada Universitas

Image and video hosting by TinyPic

"Ngapain sih saya semester 1 kemarin?"

Lagi-lagi saya bertanya-tanya saya berbuat apa semester 1 kemrin sehingga semester dua ini saya mengalami culture shock terhadap mata kuliah saya padahal cuma nambah 1 sks saja--dari 19 menjadi 20. Heran adalah kata yang tepat untuk mendeskripsikan keadaan saya yang sudah lelah lahir dan batin (baca:lebai). Saya tidak habis pikir, padahal semester 1 kemarin saya sempat nongkrong di perpus menikmati AC yang dingin dan buku-buku seru semacam cerita klasik Jane Austen yang thanks God, sangat berpengaruh sekali membantu saya memahami film pride and prejudice yang gak ada translatenya dan diucapkan dalam aksen british yang luar biasa aliennya. Terlepas dari Jane Austen, Emily Bronte, Charles Dickens bahkan Ankersmit yang menjadi teman saya di perpus, saya merasa ada keanehan, saya tidak bisa bersantai, bahkan tidur saja saya menghapalkan peta konsep dan deadline tugas. Bukannya saya tipe deadliner, tapi bayangkan jika kamu mendapat tugas siang ini dan dua hari lagi dikumpulkan padahal besok ada tugas yang baru diberikan hari ini dan harus dikumpulkan juga.

Saya jadi semakin rindu dengan semster 1 saat saya masih bisa pulang lebih awal dan punya libur di hari kamis, menikmati kuliah apresiasi film yang membuat saya sampai bisa melongo dan takjub atau sekadar berjalan-jalan sendirian menenangkan pikiran yang sedang kacau antara kesusahan beradaptasi, homesick atau stress karena pasca ospek yang menyita waktu dan tenaga--juga kesabaran. Saya rindu dan semakin diingat makin rindu. Andaikan teknologi mengabulkan pemikiran filsafati seseorang tentang waktu, saya ingin benda yang dinamakan mesin waktu itu adalah sebuah eksistensi, bukan sekedar khayalan seseorang yang diimpikan banyak orang sehingga akhirnya disetujui menjadi sebuah istilah bersama. Dialah mesin waktu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar