Selasa, 28 Februari 2012

Maling, Madre, Fisherman's Friend dan Article

Apa hubungannya Maling, Madre, Fisherman's Friend dan Article?

Dalam kasus saya jelas ada hubungannya. Malahan hubungannya mengalahkan dasyatnya tarik-manarik antara dua buah magnet yang berbeda kutub. Singkat kata kejadian itu berawal dari Sabtu dinihari --bisa dibilang mau subuh-- saya terbangun dari tidur yang sangat tidak lelap (karena saya sadar betul saya masih komat-kamit melafalkan siklus karbon dan nitrogen). Saya lihat jendela asrama saya masih terbuka yang dapat disimpulkan semalaman suntuk saya tidur dengan jendela terbuka. Tanpa peduli dengan jendela yang terbuka saya langsung saja melanjutkan tugas saya yang sempat tertunda karena ketiduran. Sekitar sepuluh menit berselang saya mendengar suara itu, teriakan seorang cewek yang kencang, tidak jelas karena diiringi isakan tangis, suara gemuruh langkah kaki yang terburu-buru, suara meja kursi yang entah jatuh, suara genting yang seperti diinjak orang, dan suara kunci saat akan membuka pintu kamar terdengar bersahutan setelah suara teriakan terdengar. Saya tiba-tiba parno, saya pernah mengalami kejadian ini sebelumnya dan sepertinya orang yang mengalaminya kesurupan, tanpa pikir panjang saya tutup jendela dan keluar melihat apa yang sedang terjadi. Tetangga asrama saya yang bernama Iis dan Liza juga keluar kamar pada saat yang bersamaan, begitu juga kamar-kamar yang lain, terlihat kepala melongok dari pintu yang terbuka dan pertanyaan "Ada apa?" terucap.

"Ada maling, si cewek teriak maling.."

Bagaikan palu godam memukul kepala saya, demi apa pun di dunia ini ada maling di subuh-subuh begini? Di asrama yang notabene satpamnya sudah bertambah yang membuat saya pusing melihat mereka berkeliaran--bahkan pacaran-- di siang hari? Kemana mereka di maam hari? Setahu saya dari informasi, satpam tertidur. So, apa fungsinya asrama UI tercinta merekrut banyak satpam? Holy crap! Kejadian ini sungguh membuat saya bingung, kenapa si maling tidak ketahuan? Kenapa dia lari begitu cepat padahal dia ada di lantai tiga, di pinggir yang kalau dia jatuh minimal dia patah tulang? Kenapa--yang saya heran-- si korban menyatakan bahwa si maling tidak pakai baju. What the? Dan usut punya usut, si maling adalah orang yang sama yang telah melakukan pencurian di gedung lantai satu berapa bulan yang lalu. Oh my..

Sejak saat itu saya jadi susah tidur. Setiap ada suara saya jadi parno, saya takut tiba-tiba orang itu ada di balik jendela kamar saya, naudzubillah.. Kejadian tidak bisa tidur saya memuncak tadi malam, saya tertidur saat mengerjakan separuh tugas dan terbangun sekitar pukul 02.00 dinihari. Saya merasa aneh, saya ketakutan. Suara kicauan burung, suara cicak, suara tokek dan segalanya membuat saya tidak tenang. Saya mulai mengintip dari sudut kecil pintu saya, sepi, sunyi. Hembusan angin saya rasakan dari sudut jendela kamar dan tiba-tiba saya mendengar suara-suara berisik dari lantai atas, suara kursi dideret, meja, suara orang berjalan di genting. Saya parno dengan segera saya sms Liza--teman depan kamar saya. Sumringah saat melihat info pesan terkirim. Lima belas menit berlalu tidak ada balasan. Saya menelepon, di reject. Biasanya kalau telepon di reject pasti kita marah, ini malah sebuah kebahagiaan bagi saya. Yang membuat saya bahagia adalah saya mendengar suara pintu dibuka dan memanggil nama saya, dengan sigap saya membawa guling, tugas article saya, novel madre punya suli, dan permen fisherman's friend.

Di kamar teman saya kami tidur bertiga, saya, iis dan Liza. Saya diberi space di tengah, tapi saya masih melanjutkan pr saya dan mereka memutuskan tidur terlebih dahulu. Saya mengerjakan satu article sampai selesai. Setelah itu saya bingung, ingin tidur tapi saya masih terjaga, saya putuskan membaca madre, namun tidak ada yang bisa saya lakukan disaat bingung bahkan membaca madre sekalipun. Untunglah ada komik di meja Liza dan langsung saya baca. Aneh, rasa takut masih belum hilang padahal ada kedua teman saya di kamar tersebut. Perasaan aneh itu muncul, tapi sungguh saya mendengar suara lagkah kaki di hutan sebelah kamar Liza. Suara langkah kaki itu sempat menginjak ranting sehingga terdengar lumayan keras, kemudian suaranya terdengar samar dan lebih hati-hati lagi. Jika satpam, untuk apa dia berhati-hati berjalan di malam hari? Mungkin saya negative thinking, tapi kita tidak tahu bukan kapan si maling akan beraksi, kewaspadaan adalah hal pertama menimbang asrama bukanlah tempat yang aman lagi. Suara langkah kaki terdengar menjauh dan saya memutuskan tidur sambil duduk. Saya sungguh takut sekali sambil sesekali memeriksa jendela. Rasanya subuh lama sekali dan merasakan lamanya subuh saya mendengar suara adzan mendayu-dayu. Subhanallah, sungguh, hanya suara inilah yang ingin saya dengar setiap malam, bukan suara-suara aneh itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar