Jumat, 14 Januari 2011

Seandainya....

Kemarin saya mendapati ucapan yang saya sendiri juga pernah mengatakannya. Seperti de javu. Guru sosiologi saya mengatakan:

Image and video hosting by TinyPic

'Andai saja penyesalan itu ada di awal. Pasti orang-orang tidak akan berbuat sesuatu yang sia-sia. Tapi, penyesalan itu selalu terakhir-terakhir'.
-Bu Purwani-

Ya, itu sangat benar. Menyesal di awal? Terdengar aneh tapi bukan berarti tidak mungkin. Namun, selama ini kita selalu menyesal di akhir. Itulah menyesal. Di awal terasa aneh, di akhir terasa menyusahkan.

Saya memang tak paham benar apa yang harus kita lakukan dalam rangka menghindari sebuah penyesalan. Yang saya yakin dan saya tahu adalah berusaha untuk memikirkan segala sesuatu yang akan kita putuskan. Bagus atau tidaknya tergantung bagaimana kita menyikapinya. Tidak selalu mengambil risiko di depan akan menghadapkan kita pada sebuah penyesalan. Sebaliknya, mengambil sebuah kesenangan di depan seringkali menghadapkan kita pada penyesalan. Penyesalan akan kesenangan jika kesenangan tersebut pergi.

Mencoba bijak memang bukan hal yang mudah. Mungkin, guru saya bisa berkata seandainya. Jauh dalam hati saya, saya juga berharap 'seandainya' guru saya bisa terwujud. Sebenarnya bukan saya saja yang ingin begitu. Saya yakin semuanya ingin. Jadi, hal utama yang kita lakukan adalah berpikir sambil bertindak, bertindak sambil berpikir. Kalimat itu saya kutip dari perkataan guru MC saya tentang kemampuan seorang MC yaitu 'ngomong sambil mikir, mikir sambil ngomong'. Itu tak jauh berbeda saat kita juga berusaha menghindari yang namanya penyesalan. Take a risk, take a responsibility.

Image and video hosting by TinyPic

Tidak ada komentar:

Posting Komentar