Minggu, 21 November 2010

Kenapa Kalau Saya Ingin Bermimpi?

"Kamu kok kebanyakan mimpi sih?"

Itulah yang dilontarkan adik saya ketika saya menceritakan khayalan saya . Mungkin saya memang banyak bermimpi. Saya tidak takut bermimpi setelah guru saya berkata "Gantungkan mimpimu setinggi langit. Semoga, kalau jatuh, jatuhnya di bintang. Nggak di awan..". Sejak saat itu saya memutuskan untuk bermimpi. Sejak saat itu juga saya memutuskan untuk berusaha menggapai mimpi-mimpi saya yang banyak itu. Biar kata adik saya, saya kebanyakan bermimpi, saya bersyukur karena saya masih bisa bermimpi lebih daripada dia.

Banyak sekali yang ingin saya capai. Sampai-sampai saya mempraktekkan mimpi saya setiap hari didalam kamar kalau sedang tidak ada orang. Saya ingin sampai-sampai rasanya ingin menangis melihat orang-orang yang sudah sukses bergelimangan didepan mata saya. Saya ingin menjadi seperti mereka.

Suatu saat pernah Bu Retno, guru Bahasa Inggris saya meminta kami sekelas membuat tulisan mengenai "Me, 5 or 10 years later..". Saya menulis saya akan menjadi seorang Tour Guide dan uang hasil kerja saya akan saya pergunakan untuk jalan-jalan keliling dunia. Lalu, apa yang saya jalani saat keliling dunia akan saya catat dan saya terbitkan sebagai novel catatan perjalanan saya. Saya menulisnya beberapa bulan lalu saat masih duduk di kelas 11.

Bu Retno dengan kerennya dan jujur hampir membuat saya menangis adalah menulis "Hmm..5 atau 10 tahun mendatang saya akan duduk dengan anak saya melihat berita dan membaca buku milik Galuh Fathim, The Inspiring Woman".
Sekali lagi saya bangkit, bersemangat tanpa takut lagi bermimpi.

Suatu kali saat saya bingung memikirkan jurusan mana yang akan saya pilih di universitas, adik saya bertanya kepada saya.

Adik saya: kamu mau jadi apa sih?
Saya:penjaga museum. (Maksud saya adalah sebagai Tour Guide dalam museum)
Adik saya: satpam dong?!

Saya memikirkan percakapan tersebut. Awalnya saya berpikiran adik saya salah. Tapi, diksi saya memang yang salah. Saya memang ingin mengambil jurusan ilmu sejarah nantinya. Dan cita-cita terbesar saya sejak SD adalah menjadi sejarahwan. Cita-cita saya berubah ketika SMP, saya ingin jadi tour guide. Tapi dari kedua cita-cita saya tersebut saya dapat menyimpulkan, cita-cita yang saya pilih mempunyai kesamaan. Sampai akhirnya saya memutuskan untuk mengejar mimpi saya menjadi 'Penjaga Museum'.

Sekarang saya tidak takut bermimpi. Kenapa kalau saya ingin bermimpi? Bukan salah kalau saya ingin bermimpi selagi saya bisa. :)

Gantungkan mimpimu setinggi langit. Semoga, kalau jatuh, jatuhnya di bintang. Nggak di awan..(Bu Nur M.-Guru Konseling)

1 komentar:

  1. waa.........kerennnn!!!!!!!!!!
    aku juga punya mimpi thim. bagiku saja mimpi itu terlampau tinggi apalagi bagi orang lain. tapi...pokoknya tetap bermimpi dan berusaha menghidupkan mimpi itu.
    yang harus dijalani dulu mungkin adalah untuk hari ini, tapi tetap berusaha untuk mewujudkan mimpi di hari esok. soal kecapai ga kecapai, ALLAHU WALLAM. yakinlah apapun yang terjadi adalah yang terbaik buat kita. amin...

    BalasHapus